Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2020

Osakabe Hime, Mitos yokai yang mendiamin Istana Himeji

Osakabe hime dikenal sebagai yokai tertutup yang tinggal di  salah satu tempat tertinggi di kastil Himeji, dan berpenampilan layaknya seperti seorang wanita tua yang anggun dengan mengenakan kimono 12 lapis. Sosoknya sangat kuat, konon mampu memanipulasi orang-orang seperti boneka, membaca hati seseorang dan melihat hasrat mereka yang sebenarnya, mengendalikan banyak kenzokushin, hingga membuat siapa pun yang melihat wajahnya dapat langsung meninggal dunia seketika. Osakabe benar-benar benci bertemu manusia, dia menghabiskan sebagian besar waktunya di sebuah ruangan rahasia di  Istana Himeji. Namun, setahun sekali, Osakabe keluar dari persembunyian untuk bertemu dengan sang raja di kastil ini dan meramalkan kekayaan kastil untuk tahun depan. identitas Osakabe hime sendiri masih menjadi misteri, ada yang menganggap jika ia adalah sosok kitsune ekor sembilan yang mengambil bentuk yokai. Cerita lain menyebut jika Osakabe hime merupakan Kami dari gunung di mana Istana Himeji dibangun, keti

Festival Duan Wu Jie

Festival Duan Wu Jie ( 端午 节 ), atau yang dikenal juga dengan sebutan Festival Twan Yang, Festival Peh Cun, atau Festival Bak Cang, adalah festival penting dalam kebudayaan Tionghoa. Festival ini dirayakan setiap tahunnya pada tanggal 5 bulan 5 penanggalan Imlek. Perayaan Festival Duan Wu Jie banyak diketahui sebagai festival makan Bak Cang dan festival perlombaan Perahu Naga. Kisah yang paling dikenal di Tiongkok modern menyatakan bahwa festival ini memperingati kematian penyair dan menteri Qu Yuan (sekitar 340–278 SM) dari negara kuno Chu selama periode Negara-negara Berperang pada Dinasti Zhou. Seorang anggota kadet dari rumah kerajaan Chu, Qu bertugas di kantor-kantor tinggi. Namun, ketika raja memutuskan untuk bersekutu dengan negara Qin yang semakin kuat, Qu dibuang karena menentang aliansi dan bahkan dituduh melakukan pengkhianatan. Selama pengasingannya, Qu Yuan menulis banyak puisi. Dua puluh delapan tahun kemudian, Qin menangkap Ying, ibu kota Chu. Putus asa, Qu Yuan melakukan