Pada saat ini Korea Selatan adalah salah 1 negara asia yang disebut sebagai negara maju. Namun pernah tidak berpikir bagaimana negara ini bisa menjadi negara maju hingga sekarang ? maka dari itu kita harus melihat Kembali pada tahun 1960.
Pada tahun itu terjadi demo terjadi di Korea Selatan dikarenakan kepemimpinan presiden pertama ( Syngman Rhee ) lemah dan tidak berjalan efektif . puncaknya pada 1961 dan dimimpin oleh Park Chung Hee. Pada tahun 1963, Park Chung Hee terpilih menjadi presiden ke 3 korea* .
* setelah Syngman Rhee lengser, Yun Posun terpilih menjadi presiden ke 2 namun mengundurkan diri pada tanggal 22 Maret 1962.
Salah satu tujuan utama Park adalah untuk mengakhiri kemiskinan Korea Selatan, dan mengangkat negara itu dari menjadi ekonomi Dunia Ketiga menjadi ekonomi Dunia Pertama melalui *metode etatisme. Pemikiran Park untuk memperbaiki negaranya seringkali terlampau orisinil dan tak dipahami orang lain di masa itu. Misalnya saja ketika dia memutuskan untuk membuka keran perdagangan Korsel dengan Jepang usai dua tahun menjabat. Keputusan itu terhitung kontroversial karena "memaksa" Korsel bekerja sama dengan mantan penjajahnya sendiri. Park tetap menandatangani perjanjian normalisasasi hubungan negara dengan Jepang. Dengan perjanjian tersebut, Jepang kemudian wajib memberikan dana U$D 300 juta dan pinjaman sebesar U$D 200 juta untuk modal ekonomi Korsel. Selain itu, Korsel juga berhak meminta bantuan teknisi atau teknologi langsung dari Jepang. Fokus Park kala itu tertuju pada perbaikan industri besar yang dikuasai konglomerat Korea (chaebol). Sebab itu, dana yang diberikan Jepang kemudian segera dipinjamkan kepada pengusaha dan korporasi, antara lain: Ssangyong Cement, Shinjin Motors, Hyundai, dan Samyang. Tahun 1970, Park yang akan membangun jalan tol mendapat komentar negative dari bberapa media daring korea . Pada akhirnya, Park sendiri yang memimpin pembangunan itu dengan memanfaatkan tenaga dan mesin-mesin yang dimiliki militer. Hasilnya, terciptalah jalan sepanjang 428 kilometer dengan 353 jembatan dan 12 terowongan. Ekonom dari Korea, Byung-Doo Choi, meyakini keuntungan yang didapat dari jalan tol Gyeongbu atau biasa disebut Gyeongbu Expressway tersebut mencapai 287,4 miliar won per tahun.
Industri Korea Selatan melihat perkembangan luar biasa di bawah kepemimpinan Park. Park memandang model pengembangan Jepang, khususnya Kementerian Perdagangan dan Industri Internasional (MITI) dan Keiretsu, sebagai contoh untuk Korea. Park meniru MITI dengan membentuk Kementerian Perdagangan dan Industri (MTI) dan Badan Perencanaan Ekonomi (EPB). Kerjasama pemerintah-perusahaan dalam memperluas ekspor Korea Selatan membantu mendorong pertumbuhan beberapa perusahaan Korea Selatan menjadi konglomerat raksasa Korea saat ini, chaebol. Perkembangan ekonomi Korea Selatan berlanjut dengan mengorbankan pengorbanan besar bagi kelas pekerja: pemerintah tidak mengakui upah minimum atau cuti mingguan, memberlakukan masa kerja gratis untuk keuntungannya dan hari kerja adalah durasi dua belas jam. Selain itu, serikat pekerja dan aksi buruh kolektif dilarang.
* Sistem Etatisme adalah kondisi yang diakibatkan karena peran pemerintah lebih mendominasi.
Komentar
Posting Komentar